Banyak pengguna internet tidak menyadari bahwa mendownload atau mengunduh file dari internet memiliki resiko cukup tinggi. Pasalnya, berbagai bentuk file entah itu PDF, musik, atau video mudah disusupi script jahat yang nantinya akan menjangkiti komputer.
Ya, para cracker kini tak hanya menyerang melalui situs palsu, tetapi juga menyisipkan script jahat pada file eksekusi (.exe). Dalam beberapa kasus, kerap ditemukan penyebaran virus melalui jenis file dokumen atau pun multimedia.
Hal itu dipaparkan Setafan Tanase, Senior Security Researcher Kaspersky pada ajang AVAR 2010 di Grand Hyatt Hotel yang dihelat 17-19 November 2010. Menurutnya, seluruh dokumen yang ingin didownload patut diwaspadai.
"Biasanya cracker menyisipkan malware atau virus ke dalam sebuah file seperti
PDF atau pun musik untuk menyerang para korbannya," ujarnya.
Dikatakan olehnya, virus yang mendompleng file PDF atau musik pada umumnnya sedikit berbeda. Virus ini tidak akan mengubah isi dari file tersebut melainkan memanfaatkan celah pada aplikasi yang digunakan.
Umpamanya, seorang cracker memodifikasi file PDF dengan memasukkan sebuah
program jahat. Maka malware atau virus tersebut berupaya untuk memanfaatkan
celah pada aplikasi yang digunakan, misalnya Adobe reader.
Begitu pun pada jenis file lain seperti musik atau video yang kerap menjadi buruan para pengguna internet. Para cracker dapat dengan mudah memanfaatkan kelengahan mereka dengan maksud tertentu.
Untuk menghindari ancaman tersebut, Setafan menyarankan agar pengguna terus
mengupdate, patching, seluruh aplikasi yang digunakan. Selain itu juga dianjurkan untuk menggunakan aplikasi anti virus yang bisa diandalkan.
Ya, para cracker kini tak hanya menyerang melalui situs palsu, tetapi juga menyisipkan script jahat pada file eksekusi (.exe). Dalam beberapa kasus, kerap ditemukan penyebaran virus melalui jenis file dokumen atau pun multimedia.
Hal itu dipaparkan Setafan Tanase, Senior Security Researcher Kaspersky pada ajang AVAR 2010 di Grand Hyatt Hotel yang dihelat 17-19 November 2010. Menurutnya, seluruh dokumen yang ingin didownload patut diwaspadai.
"Biasanya cracker menyisipkan malware atau virus ke dalam sebuah file seperti
PDF atau pun musik untuk menyerang para korbannya," ujarnya.
Dikatakan olehnya, virus yang mendompleng file PDF atau musik pada umumnnya sedikit berbeda. Virus ini tidak akan mengubah isi dari file tersebut melainkan memanfaatkan celah pada aplikasi yang digunakan.
Umpamanya, seorang cracker memodifikasi file PDF dengan memasukkan sebuah
program jahat. Maka malware atau virus tersebut berupaya untuk memanfaatkan
celah pada aplikasi yang digunakan, misalnya Adobe reader.
Begitu pun pada jenis file lain seperti musik atau video yang kerap menjadi buruan para pengguna internet. Para cracker dapat dengan mudah memanfaatkan kelengahan mereka dengan maksud tertentu.
Untuk menghindari ancaman tersebut, Setafan menyarankan agar pengguna terus
mengupdate, patching, seluruh aplikasi yang digunakan. Selain itu juga dianjurkan untuk menggunakan aplikasi anti virus yang bisa diandalkan.
No comments:
Post a Comment